Monday, December 04, 2006

Deja Vu

Andai Waktu Bisa Diputar Mundur.

Ini cara sineas Hollywood bermain-main dengan waktu. Seseorang tak hanya bisa memilih takdir, tetapi juga memutar mundur waktu untuk mengubah takdir. Dalam "Deja Vu", film garapan sutradara Tony Scott, masa lalu bisa berada tepat di depan kita.

Deja Vu secara literal berarti pernah dilihat. Namun bagi psikoanalis, déjà vu adalah satu bentuk pemenuhan hasrat terdalam dan telah mengendap yang kemudian muncul ke permukaan. Ini seperti mimpi tetapi nyata.

Film yang skenarionya ditulis Bill Marsilii dan Terry Rossio dimulai dengan satu asumsi dalam ilmu fisika dasar. Bintang yang dilihat berkelip di langit ternyata tak berada pada waktu yang sama, tetapi bisa berbeda waktu sampai 600 tahun lebih. Produser Jerry Bruckheimer juga berdiskusi dengan beberapa pakar fisika di Columbia University.

"Saat melihat cermin, kita sebenarnya melihat masa lalu karena pantulan dari cermin tak serta-merta kita lihat, butuh waktu sepersekian detik," kata Jerry dalam catatan produksi film.
Gagasan itu melahirkan arah cerita tak terduga. Dalam Deja Vu, tak ada penjelasan tegas apakah jarak waktu empat hari antara masa lalu dan masa kini itu bisa tersambung, atau ada dua masa berbeda dengan orang- orang yang sama tetapi jalan hidupnya beda.

Kecelakaan kapal
Tony Scott, sutradara yang juga menggarap film Man on Fire, Enemy of the State, dan Domino ini dengan detail memulai adegan kegembiraan ratusan orang yang hendak berlibur dengan kapal pesiar di New Orleans. Anak-anak tertawa renyah, parade Mardi Gras yang meriah, juga pasangan bahagia.

Beberapa menit setelah kapal berlayar, bom yang diletakkan seseorang dalam mobil merah meledak. Kejadian yang menewaskan ratusan orang itu mempertemukan agen federal Doug Carlin (Denzel Washington) dengan mayat cewek cantik, Claire Kuchever (Paula Patton).
Dibantu ahli forensik, Doug berkesimpulan, Claire tewas sebelum ledakan bom. Besar kemungkinan, Claire dibunuh orang yang mengebom kapal. Kejutan dimulai ketika agen Andrew Pryzwarra (Val Kilmer) mengajak Doug menemui beberapa orang yang tengah bereksperimen dengan mesin waktu.

Dengan satu alat, mereka bisa merekam kembali kejadian beberapa hari lalu di suatu tempat. Mereka lalu menelusuri jejak Claire sebelum tewas untuk mengumpulkan sejumlah bukti.
Permainan waktu terjadi. Doug yang merasa punya keterkaitan emosi atau pernah bertemu dengan Claire memaksa untuk kembali ke masa lalu. Pikirnya, jika ledakan bom bisa dicegah, Claire selamat.

Bermain-main dengan waktu memang mengasyikkan. Quantum Leap adalah contoh menarik bagaimana seseorang bisa melompat ke masa yang lain. Banyak film komedi romantis yang juga mengambil ide masa lalu—masa kini, semisal The Lake House. Dalam novel seperti Narnia karangan CJ Lewis, yang kemudian difilmkan, waktu juga bisa ditembus. Tak hanya ke masa yang lain, tetapi ke dunia yang sama sekali berbeda.

Bumbu teroris
Selalu ada alasan untuk memasukkan teroris sebagai pelaku pengeboman. Dalam Deja Vu, teroris dan bom hanyalah bumbu belaka. Semakin "gila" alasan pengeboman, makin menarik film ini.

Bumbu lain adalah hubungan emosional antara Doug dan Claire. Meskipun menggunakan dua waktu yang berbeda, tetapi tak sulit untuk mengikuti alur cerita film ini. Akting yang terasa pas dari para pemeran utama membuat adegan panjang di ruangan eksperimen waktu tak membosankan.

:: kompas ::