Deja Vu
Andai Waktu Bisa Diputar Mundur.
Ini cara sineas Hollywood bermain-main dengan waktu. Seseorang tak hanya bisa memilih takdir, tetapi juga memutar mundur waktu untuk mengubah takdir. Dalam "
Deja Vu", film garapan sutradara Tony Scott, masa lalu bisa berada tepat di depan kita.
Deja Vu secara literal berarti pernah dilihat. Namun bagi psikoanalis, déjà vu adalah satu bentuk pemenuhan hasrat terdalam dan telah mengendap yang kemudian muncul ke permukaan. Ini seperti mimpi tetapi nyata.
Film yang skenarionya ditulis Bill Marsilii dan Terry Rossio dimulai dengan satu asumsi dalam ilmu fisika dasar. Bintang yang dilihat berkelip di langit ternyata tak berada pada waktu yang sama, tetapi bisa berbeda waktu sampai 600 tahun lebih. Produser Jerry Bruckheimer juga berdiskusi dengan beberapa pakar fisika di Columbia University.
"Saat melihat cermin, kita sebenarnya melihat masa lalu karena pantulan dari cermin tak serta-merta kita lihat, butuh waktu sepersekian detik," kata Jerry dalam catatan produksi film.
Gagasan itu melahirkan arah cerita tak terduga. Dalam Deja Vu, tak ada penjelasan tegas apakah jarak waktu empat hari antara masa lalu dan masa kini itu bisa tersambung, atau ada dua masa berbeda dengan orang- orang yang sama tetapi jalan hidupnya beda.
Kecelakaan kapal
Tony Scott, sutradara yang juga menggarap film Man on Fire, Enemy of the State, dan Domino ini dengan detail memulai adegan kegembiraan ratusan orang yang hendak berlibur dengan kapal pesiar di New Orleans. Anak-anak tertawa renyah, parade Mardi Gras yang meriah, juga pasangan bahagia.
Beberapa menit setelah kapal berlayar, bom yang diletakkan seseorang dalam mobil merah meledak. Kejadian yang menewaskan ratusan orang itu mempertemukan agen federal Doug Carlin (Denzel Washington) dengan mayat cewek cantik, Claire Kuchever (Paula Patton).
Dibantu ahli forensik, Doug berkesimpulan, Claire tewas sebelum ledakan bom. Besar kemungkinan, Claire dibunuh orang yang mengebom kapal. Kejutan dimulai ketika agen Andrew Pryzwarra (Val Kilmer) mengajak Doug menemui beberapa orang yang tengah bereksperimen dengan mesin waktu.
Dengan satu alat, mereka bisa merekam kembali kejadian beberapa hari lalu di suatu tempat. Mereka lalu menelusuri jejak Claire sebelum tewas untuk mengumpulkan sejumlah bukti.
Permainan waktu terjadi. Doug yang merasa punya keterkaitan emosi atau pernah bertemu dengan Claire memaksa untuk kembali ke masa lalu. Pikirnya, jika ledakan bom bisa dicegah, Claire selamat.
Bermain-main dengan waktu memang mengasyikkan. Quantum Leap adalah contoh menarik bagaimana seseorang bisa melompat ke masa yang lain. Banyak film komedi romantis yang juga mengambil ide masa lalu—masa kini, semisal The Lake House. Dalam novel seperti Narnia karangan CJ Lewis, yang kemudian difilmkan, waktu juga bisa ditembus. Tak hanya ke masa yang lain, tetapi ke dunia yang sama sekali berbeda.
Bumbu terorisSelalu ada alasan untuk memasukkan teroris sebagai pelaku pengeboman. Dalam Deja Vu, teroris dan bom hanyalah bumbu belaka. Semakin "gila" alasan pengeboman, makin menarik film ini.
Bumbu lain adalah hubungan emosional antara Doug dan Claire. Meskipun menggunakan dua waktu yang berbeda, tetapi tak sulit untuk mengikuti alur cerita film ini. Akting yang terasa pas dari para pemeran utama membuat adegan panjang di ruangan eksperimen waktu tak membosankan.
:: kompas ::
Kuntilanak : Memenuhi Syarat Kriteria Film Horor
Setelah sukses menggarap film Jelangkung, kali ini sutradara Rizal Mantovani kembali membesut sebuah film Horor dengan judul Kuntilanak. Untuk bintang utama, Rizal memilih Evan Sanders (Dealova), Julie Estelle (Alexandria), serta Ratu Felisha. Sama seperti film horor lainnya, Kuntilanak menyuguhkan keseraman serta kengerian bagi penonton.
Kuntilanak, mengambil cerita mengenai seorang mahasiswi bernama Sam (Julie Estelle) yang selalu dihantui mimpi buruk. Tinggal dengan ayah tirinya membuat Sam memilih sebuah kost dengan bangunan tua di pinggiran kota Jakarta. Sam mempunyai kekasih bernama Agung (Evan Sanders) yang berusaha membantu Sam untuk mengatasi mimpi buruknya. Namun, Sam sangat tertutup terhadap Agung, sehingga seringkali Agung berpikir bahwa Sam tidak ingin memberikan porsi lebih kepadanya sebagai seorang kekasih. Di tempat kost dengan bangunan tua, Sam berkenalan dengan Dinda (Ratu Felisha) seorang gadis dengan dandanan gothic. Sam masih saja belum bisa menghilangkan mimpi buruknya. Kehadiran Sam di rumah kost tersebut ternyata justru menimbulkan malapetaka kepada beberapa teman kost. Satu-persatu korban mulai berjatuhan dengan kematian yang menggenaskan. Sam, rumah tua, dengan misteri mahkluk halus Kuntilanak ternyata mempunyai hubungan yang kuat.
Adonan Rizal Mantovani dalam film ini dapat dikatakan cukup baik. Suasana seram serta mendebarkan dada dapat dinikmati penonton ABG yang sangat menyukai genre film horor. Pemilihan lokasi untuk rumah kost yang tua dan angker dapat dikatakan nilai lebih untuk Rizal, kesan seram dan angker untuk penonton dapat terlihat dalam rumah kost tersebut. Hasil riset yang dilakukan Rizal untuk mencari sosok kuntilanak untuk mendukung film ini nampaknya tidak sia-sia. Sosok kuntilanak terlihat cukup unik serta lumayan menyeramkan. Kalau dalam beberapa film horor adegan yang mengagetkan penonton cukup banyak, namun dalam film ini adegan tersebut nampaknya tidak menjadi andalan utama.
Nilai lebih dari Film Kuntilanak produksi Multivision Pictures ini, ketegangan tidak hanya terjadi pada saat Kuntilanak akan membunuh korban, namun adegan saat Sam (Julie Estelle) melantunkan tembang Jawa Kuno dengan tatapan yang tajam cukup menambah kengerian film ini. Adegan muntah Sam yang tidak wajar sepertinya biasa saja. Namun, bagi seorang mahasiswi yang mempunyai pendidikan lebih seharusnya Sam pergi ke dokter untuk memeriksanya. Namun hal tersebut tidak terjadi dalam film ini. sehingga berbicara kelogisan cerita Jelangkung nampaknya masih memimpin dibandingkan film ini. Dialog janggal juga terjadi di saat pertengkaran antara Sam dan Agung. Dialog Sam dan Agung terlihat seperti saat menonton sebuah telenovela di televisi. Ini juga menjadi kekurangan film Kuntilanak.
Akting Julie Estelle sebagai seorang gadis yang introvert cukup baik. Julie Estelle mampu memainkan karakternya di saat harus tertutup dan dimana harus berakting seseram mungkin. Tembang jawa yang dilantunkannya dengan ekspresi yang menyeramkan menjadi point lebih bagi Julie Estelle.
Evan Sanders tampil kurang meyakinkan dan terkesan masih sangat biasa saja. Adegan di awal film saat Agung berbicara dengan dosen pembimbing tidak kaku. Namun ketika masuk pertengahan serta akhir film terlihat akting Evan sangat biasa saja. Terlebih ketika Evan harus menjalani adegan Crying Scenes yang terlihat tidak maksimal. Ratu Felisha yang memerankan karakter Dinda yang cuek serta sangat metropolis terlihat cukup baik. Akting gaya anak Jakarta yang familiar di kost-an cukup memenuhi kriteria seorang Dinda. Nuansa komedi yang ditampilkan oleh Sofyan Dado menjadi bumbu segar dalam film ini.
Secara keseluruhan film Kuntilanak dapat dikatakan cukup baik untuk memenuhi syarat kriteria sebuah film horor. Rizal seperti biasa dalam menggarap film layar lebar terlihat tidak bisa lepas dari ciri khas-nya yang sering mengerjakan sebuah video klip. Sinematografi yang seram diramu menjadi indah masih seringkali terlihat. Hasil riset Rizal mengenai cerita mistis Kuntilanak yang mempunyai berbagai versi, dapat diramu rizal dengan baik. Seram, aroma mistis, serta nuansa kengerian tercampur dengan baik.
Bagi kamu yang menyukai Jelangkung, film Kuntilanak menjajikan hal yang sama. Selamat menyaksikan !!!
:: John Tirayoh, indosinema ::
Superman Returns: Tetesan Air Mata Tanpa Ketegangan
Sekian tahun pergi, Superman akhirnya kembali lagi.
Sayang, ia tak membawa sesuatu yang baru kecuali hati yang kini mudah tersentuh.
Superman kembali setelah lima tahun pergi secara tiba-tiba dan tanpa pesan.
Malangnya, sederet kabar buruk menyertai kepulangan Superman.
Pria yang membesarkannya telah meninggal.
Superman alias Clark Kent mencoba menata kembali kehidupannya dengan kembali bekerja di kantor berita Daily Planet di kota Metropolis.
Namun apa yang didapat? Lois Lane, rekan sekerja yang sangat ia cintai telah bertunangan dan memiliki seorang anak.
Rentetan duka hati belum berhenti sampai di situ.
Superman terdiam seribu bahasa saat melihat artikel Lois berjudul "Why the World Doesn't Need Superman?" (Mengapa Dunia Tak Butuh Superman?)
Dengan kostum kebesarannya, Superman mendatangi Lois.
Ia mempertanyakan alasan di balik penulisan artikel tersebut.
Lois yang masih mencintai Superman dengan seluruh hatinya balik bertanya.
Mengapa Superman pergi tiba-tiba? Mengapa tak memberi kabar sedikit pun?
Usai memberi jawaban, Superman mengajak Lois untuk pergi sejenak.
Lois bilang, tunangannya pun sering mengajaknya terbang menggunakan pesawat.
Seakan tak mau kalah, Superman berkata, "terbang denganku akan terasa berbeda."
Kisah Superman, tentunya, bukan sekadar percintaan dengan Lois Lane saja.
Superman punya misi lebih besar. Ia harus menyelamatkan dunia, terutama dari penjahat seperti Lex Luthor.
Lex punya ramuan baru untuk menaklukkan dunia.
Ia berniat memusnahkan benua-benua yang ada dan menciptakan sebuah daratan baru. Miliaran manusia akan tewas jika Lex jadi menjalankan aksinya.
Superman tak tinggal diam. Ia mendatangi Lex dan berusaha menghentikan niat jahat pria tanpa rambut itu. Namun seperti biasa, Lex menggunakan kryptonite untuk menghalau Superman.
Kondisi Superman kritis. Pria yang dijuluki manusia baja itu harus mendapat perawatan di rumahsakit. Bersama anaknya, Lois menemui pujaan hati yang sedang terbaring tanpa daya. Ia mengecup bibir Superman dan membisiknya sebuah rahasia.
Ya, rahasia yang akhirnya membuat Superman terjaga dari tidurnya dan membuat pria paling kuat sedunia itu meneteskan air mata.
Jangan berharap special effect yang canggih dalam film yang memasang Brandon Routh sebagai bintang utama ini. Pergulatan superman membasmi kejahatan terasa biasa-biasa saja. Sudah sering kita lihat di film-film sebelumnya. Soal kekuatan, tak ada yang baru. Superman masih "hanya" bisa terbang, sorot mata tembus pandang, dengan tubuh anti peluru.
'Superman Returns' adalah film tentang manusia super yang lebih intens membahasakan kata manusia, dibanding super. Mengambil hits dari band Seurieus, "Superman Juga Manusia, Punya Rasa Punya Hati."
(sumber: detikcom)
Trailer: Superman Returns
|
|
Following a mysterious absence of several years, the Man of Steel comes back to Earth in the epic action-adventure Superman Returns, a soaring new chapter in the saga of one of the world?s most beloved superheroes. While an old enemy plots to render him powerless once and for all, Superman (Brandon Routh) faces the heartbreaking realization that the woman he loves, Lois Lane (Kate Bosworth), has moved on with her life. Or has she? Superman?s bittersweet return challenges him to bridge the distance between them while finding a place in a society that has learned to survive without him. In an attempt to protect the world he loves from cataclysmic destruction, Superman embarks on an epic journey of redemption that takes him from the depths of the ocean to the far reaches of outer space.
|
HEART, Romantisme Yang Dipaksakan
HEART, sebuah film yang mengangkat tentang kebesaran cinta.
Digambarkan bagaimana cinta membuat seseorang mampu mengabaikan dirinya demi kebahagiaan orang lain.
Rachel (Nirina Zubir) yang berteman sejak kecil dengan Farrel (Irwansyah) diam-diam mencintai Farrel tanpa mampu mengungkapkannya.
Sementara Farrel tak pernah menyadari rasa cinta yang tersembunyi dalam benak Rachel begitu besar.
Ketika Farrel jatuh cinta pada Luna (Acha Septriana), Rachel justru mendukung Farrel untuk mengungkap perasaannya pada Luna.
Luna menolak cinta Farrel karena ia merasa hidupnya tidak lama lagi gara-gara penyakit yang menggerogoti tubuhnya.
Di sinilah kebesaran cinta yang bersemayam di dada Rachel dibuktikan dengan cara mendatangi Luna tanpa sepengetahuan Farel, dan mengungkapkan betapa besar cinta Farel pada Luna.
Luna akhirnya luluh dan menerima cinta Farel.
Bahkan sejak itu Luna seperti menemukan semangat hidupnya yang nyaris padam.
Ketika hubungan Farel dan Luna berjalan Rachel merasa bimbang dan kehilangan identitas. Namun ditengah pusaran perasaan itu, Rachel tetap percaya, sudah seharusnya cinta membuat seseorang merasa bahagia jika melihat orang yang dicintainya bahagia.
Tema cinta dan cerita yang diangkat Heart memang sudah terlalu basi.
Suasana romantis yang hendak dibangun dengan mengambil setting perbukitan, hamparan kebun teh, danau yang jernih dan tenang, sepasang kura-kura, kedai bunga lengkap dengan kabut dan gerimis, pun tidak mampu menumbuhkan suasana romantis.
Ditambah dengan jalinan plot yang sangat longgar, perkembangan karakter tokoh yang datar membuat film tampak dipaksakan.
Dengarlah dialog-dialog yang terlampau klise dan membosankan.
“Semoga kebersamaan mereka tetap abadi dan bahagia”
“Ya, seperti kebersamaan kita,”.
Konflik psikologis yang dihadapi Rachel kurang tergarap dengan baik.
Sehingga tokoh Rachel hadir bak malaikat tanpa cela.
Sementara Luna menjadi gadis asyik dengan dirinya sendiri, tidak memberi respons psikologis terhadap Rachel.
Selain plot yang longgar dan lambat, pilihan setting di pegunungan membuat banyak sekali pertanyaan.
Misalnya, dari kultur manakah tokoh-tokohnya.
Jelas bukan metropolitan (Jakarta) namun gaya bicara dan sikap-sikap Rachel, Luna maupun Farrel mencerminkan remaja yang hidup di lingkungan metropolitan Jakarta.
Bandingkan dengan film genre sejenis semisal Tentang Dia, garapan Rudy Soedjarwo yang memiliki plot simpel dan kuat namun tetap komunikatif.
Juga perkembangan karakter tokoh-tokohnya yang dinamik sehingga konflik psikologis yang muncul terasa wajar.
Tentang Dia juga bercerita tentang cinta dan persahabatan, namun dengan sudut pandang kamera yang tidak biasa membuat. Tentang Dia lebih segar dan jauh dari kesan klise dan memaksakan romantisme.
Jika ada yang menarik dari film garapan Hanny R Saputra ini tak lain penggarapan musik dan lagu-lagu yang menjadi soundtrack film ini.
Soundtrack film ini My Heart yang dinyanyikan Irwansyah & Acha serta diproduseri pasangan Melly Goeslaw & Anto Hoed terasa syahdu dan romantis seirama dengan tema film ini.
Musik dan lagu-lagu yang silih berganti menghiasi film inilah yang menghidupkan suasana romantis itu, terutama untuk para remaja yang sedang dimabuk cinta.
Maklum ini film remaja yang dikemas dengan logika remaja.
Remaja yang sedang jatuh cinta sering mengabaikan logika, bukan?
Ekspedisi Madewa
Kisah dalam film EKSPEDISI MADEWA ini akan dimulai dari pengalaman seorang Ahli Ekspedisi muda bernama Tiro Mandawa (Tora Sudiro) yang tanpa sengaja menemukan sebuah artifak kuno misterius saat sedang memandu sebuah misi penggalian purbakala. Tanpa disengaja, penemuan Tiro itu akan mengakibatkan berbagai rangkaian kejadian yang nantinya mengarah pada sebuah petualangan terbesar dalam hidupnya. Artifak itu dipercaya sebagai sebuah potongan terakhir dari sebuah prasasti kuno yang berkaitan dengan seuntai cerita rakyat kuno Indonesia. Sebuah legenda yang tersurat secara turun-temurun, dari mulut ke mulut jauh sebelum masa kita di bumi pertiwi ini. Sebuah legenda tentang kebaikan dan kejahatan.
Seorang profesor ahli sejarah dan peradaban kuno, Prof. Kuncoro (Frans Tumbuan) percaya bahwa artifak kuno itu adalah kunci lokasi keberadaan sebuah benda peninggalan kuno yang mewakili metafora upaya umat manusia dalam usahanya menemukan kekuatan yang sangat dahsyat, yang tidak akan pernah habis. Sebuah kekuatan misterius yang apabila berada dalam genggaman seseorang yang murni hatinya, akan membawa kedamaian dan ketenteraman bagi seluruh umat manusia sepanjang jaman. Namun apabila jatuh kecengkeraman tangan seorang manusia yang jahat dan kejam, akan membawa kehancuran, malapetaka dan kematian.
Sebuah perusahaan konglomerat raksasa bernama Madewa Group, pimpinan Adinoto Madewa (Pierre Gruno) dengan sangat murah hati bersedia membiayai suatu upaya misi ekspedisi dan eksplorasi untuk menemukan benda peninggalan kuno tersebut. Tiro bersama asistennya yang setia, Satrio (Arie Dagienkz), seorang wanita kepala staf khusus Madewa Group bernama Miranda (Intan Kaunang), juga beserta Prof. Kuncoro dan dua orang anaknya Sandhika (Marsha Timothy) dan Panji (Irshadi Bagas) lalu memulai sebuah misi ekspedisi untuk menguak misteri kebenaran kisah legenda tersebut. Keberhasilan misi ekspedisi diperumit dengan kemunculan seorang pemburu harta karun bernama Maulana (Indra Birowo) yang ternyata juga mengincar benda peninggalan kuno itu.
Dimanakah benda peninggalan kuno itu tersembunyi? Kekuatan misterius apakah yang menanti mereka? Tanpa setahu Tiro, misi ekspedisinya kali ini akan membawanya ke dalam suatu petualangan yang bukan saja akan menjadi sebuah perjalanan demi menentukan nasib bumi Nusantara tercinta, namun juga demi memenuhi takdir hidupnya sendiri. Sumber: www.madewathemovie.com
Tip&Trik: Konversi Dokumen dari PDF ke Word
Saat ini format PDF merupakan bentuk yang paling umum digunakan di dunia maya dan terbukti lebih stabil bila dibandingkan dengan format Word baik DOC ataupun RTF.
Umumnya, artikel-artikel, makalah, jurnal, ataupun e-book di internet juga dibuat dengan fomat PDF.
Namun, ukurannya yang cukup besar (kadang kala melebihi kapasitas yang dapat ditampung oleh floppy disk) dan proses editing yang harus dilakukan sering menjadi kendala.
Akibatnya, bagi sejumlah orang, mungkin menggunakan format dokumen Word menjadi lebih menarik dibandingkan dengan menggunakan format PDF.
Data-data di dalam file PDF tidak semuanya terdiri dari teks, umumnya pada file tersebut tersedia juga gambar.
Jika kita mengkopi isi file PDF dengan cara biasa, yaitu dengan memilih opsi “select all” dan mengkopikannya ke file Word, terkadang image tidak ikut terkopi, atau susunan file-nya
berantakan (karena format di dokumen PDF yang kebetulan menggunakan dua kolom, misalnya).
Untuk itu gunakanlah software PDF2Word.
PDF2Word (versi terbarunya adalah v1.4) merupakan software jenis shareware dan dapat memberikan solusi yang lebih aman dan praktis mengubah format PDF menjadi format Word (.rtf).
Kesempatan yang diberikan untuk mengubah file PDF sebanyak 100 kali cukup banyak bagi pemakai individual.
Software ini dapat di-download di alamat www.verypdf.com.
Jika ukuran file berformat PDF-nya cukup besar, memang terkadang hasilnya yang sudah
dalam format Word (.rtf ) malah lebih besar.
Kemungkinan hal ini dikarenakan ukuran image yang besar atau jumlah halamannya menjadi lebih banyak.
Untuk mengatasinya, sebaiknya buka dulu hasil konversi dan atur sesuai dengan keinginan, kemudian pilih opsi “save as…” ke dalam format Word dengan bentuk document (.doc)
File yang dapat dieksekusi setelah di-install adalah pdf2rtf.exe, dan setelah proses instalasi akan muncul jendela registrasi.
Klik saja opsi untuk mencoba (Try).
PDF2Word juga memberikan pilihan preferensi, apakah semua halaman yang akan dikonversi
atau halaman yang tertentu saja.
Selain itu software ini juga bias mengatur posisi karakter dari hasil konversi.
yang akan dikonversi atau halaman yang tertentu saja.
Selain itu software ini juga bias mengatur posisi karakter dari hasil konversi.
OK? Silahkan mencoba....